Showing posts with label Puisi. Show all posts
Showing posts with label Puisi. Show all posts

Saturday, 24 September 2016

Dibalik Jendela Kaca

dankepeace


Suatu sore kala hujan deras mengguyur kota ini, saat semua manusia sejenak menghentikan rutinitas mereka dan sebahagian lagi tetap melanjutkannya, termasuk aku di suatu ruangan yang aku sebut mini studio.
sendiri nan dingin kini menyentuh pelan perlahan lalu semakin dalam mulai memaksaku terjun kedalam dunia pikiranku sendiri.
Suara jutaan tetesan air hujan yang jatuh tak tertahan seakan menjadi musik latar di ruanganku saat itu, merdu, sangat merdu nan menenangkan hati pendengarnya.
aku duduk di sebuah kursi yang berada tepat disudut ruangan ini dan mulai menatap sekeliling seakan mencari kepingan cerita yang tercecer jatuh ke lantai.
Mataku tertuju pada pada sebuah jendela kaca ruangan itu, kutatap jendela itu dan perlahan mulai bermain dengan sesuatu yang aku sebut imajinasi.
jendela yang berusaha menahan udara dingin dan jutaan percikan air hujan agar tak membasahi sebagian ruangan ini.
entah berapa banyak tetesan air yang menempel pada jendela kaca tersebut.
tetesan air yang tertahan sejenak pada kaca jendela itu bergantian meluncur jatuh ke tanah,
layaknya kisah lama yang tertempel di memori pikiran lalu berjatuhan setelahnya.
ya, ini hanya tentang sebuah kaca jendela dan air hujan, satu dari ribuan momen kejadian yang terjadi di ruangan ini,
Di luar ruangan ini, Hujan semakin deras. semakin aku terlarut oleh lagu ketenangan yang diciptakannya kala itu.
juga Percikan tetesan air yang hinggap di kaca jendela itu pun semakin bertambah,
Jendela Kaca dan Tetesan air itu mulai membisikkan sesuatu padaku bahwa segala hal yang terjadi dalam hidupmu hanya sejenak, dan perlahan pergi layaknya tetesan air yang gugur dari jendela kaca tersebut lalu tergantikan oleh percikan tetesan-tetesan air baru,
Dan akan Hilang Perlahan seiring Hujan yang Mulai mereda hingga kering seiring munculnya sang matahari.
Bisikan Jendela dan tetesan Air itu membuatku tertengun dan terdiam sejenak berfikir bahwa sesederhana itukah Hidup?
Aku yang saat ini digurui oleh sebuah kaca jendela dan diingatkan oleh percikan air di jendela itu.
momen sederhana yang membuahkan pola fikir yang menggelegar mengalahkan suara petir yang datang sesekali.
sangat sederhana nan penuh makna




Tuesday, 20 September 2016

Mereka Memalingkan Senja

fotografi

Ini bukan tentang senja, tak sengaja kupotret beserta dua orang di kejauhan sana yang tengah bertukar tatapan mata.
Entah siapa dua manusia tersebut, akupun tak mau tau.
yang aku tau hanya dua orang yang berada di lingkaran kebahagiaan tanpa dera kesedihan di mata mereka.
mereka tak menyadari telah jatuh kedalam lensa kamera yang kubawa di tanganku ini bahkan melihat ke arahku pun mereka enggan.
yah, lambat laun kusadari bahwa ini bukan tentang senja, tetapi tentang dua insan yang sedang melewatkan senja menanti malam yang kan segera tiba.
tentang dua pasang mata yang saling bertukar pelangi dan saling menyapa hujan.
tanpa menghiraukan sekelilingnya yang seadanya adalah figuran di balik bingkai mereka.
ya,,,,, hanya mereka dan tentang mereka,
bukan senja itu.

Saturday, 10 September 2016

Senja Yang Terlupakan


"Tentang puisi tanpa pujangga
Tentang Kosa tanpa kata
Tentang ucap tanpa makna
Tentang nyanyian malam tanpa suara
atau tentang Aku tanpa suara
yang diam tak berdaya
tak pula bersua
ataupun terjaga
layaknya sebuah bunga dihinggapi serangga
perlahan kutumpahkan bayangan dibalik kisah lama
disuatu senja
kurajut kisah tanpa asa
atau pun cita
begitu juga dusta
ini hanya tentang senja tanpa kita
kita yang telah menua
dan selalu berdua
memadu sapa
dan cinta
ah sudahlah...., itu terlalu fana
juga sudah lama
tak akan kembali semula
layaknya mereka
yang tak berkepala"







Tuesday, 6 September 2016

Fatamorgana Kosong

Entah kemana pikiranku menepi
Menari-nari di atas Lautan mati
Tarian tanpa irama sembari bernyanyi
Melebur menjadi Nada Abadi

Mataku enggan terlelap tenang
Menatap sesuatu yang sebenarnya Kosong
Menerawang yang tak seharusnya dipandang
Tiada henti ku memandang 

sahabatku berjalan pelan tak mengenal
bahkan tak ada sapa dan suara
tenang, hening, tanpa akal
membuai bisu seorang ana' dara

Siapa bisa menerkanya?
pikirannya dingin tanpa kata
sendiri tanpa bersua
layaknya manusia tanpa mata

Entah Dimana
dan bagaimana
Kembali semula
berucap dengan kata
penuh MAKNA

Monday, 5 September 2016

manusia bertopeng



Entah berapa banyak topeng yang telah digunakan.
Menutupi wajah asli yang dianggapnya klasik.
keaslian mutlak yang tergantikan oleh kepalsuan semu.
Menebar kebohongan mimik kepada siapa saja yang di temui.
Hingga mereka terbiasa melakukannya.
Tangis yang tertutupi oleh topeng Kegembiraan
Dan senyum yang terhalangi oleh topeng kegundahan.
sudahi dan perlihatkan keaslianmu.


Pencari jalan

Tentang sebuah perjalanan
Jauh, hingga tak berujung
Memaksa beribu perjuangan
Bagai langit mendung

Dibutakan dunia fana
Dicerca dan dirana
Mengalir tanpa arah
Berdiri tanpa Tanah

Akankah mereka tau
Akankah DIA tau
Ataukah tak mau tau
Hingga membiarkannya berlalu


Oh bumi tanpa suara
Bahkan langitmu yang tua
memaksa dengan paksa
berjalan tanpa makna